Catatan Pekerja Tambang

Banyak orang yang bilang bahwa bekerja di sektor bisnis pertambangan itu berat, apalagi di kontraktor pertambangan. Bekerja 12 jam sehari, berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam, jauh dari keluarga di pulau seberang sana, jauh dari hiruk pikuk hiburan dan perkotaan, sinyal yang kadang muncul kadang hilang, bekerja selalu ditekan oleh target harian bahkan target perjam, bekerja dengan resiko yang tinggi. Jangan harap bisa nonton bioskop tiap minggu, nongkrong di cafe, atau pergi wisata tiap pekan.

Mungkin banyak orang melihat hal-hal diatas sebagai kekurangan, namun melihat semua itu sebagai peluang, peluang saya untuk bisa berkembang dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, kesempatan untuk membentuk pribadi saya menjadi pribadi pekerja keras, disiplin terhadap waktu dan prosedur keselamatan, adaptif dengan segala keterbatasan dan ritme kerja yang tinggi, tahan banting terhadap permasalahan dan target kerja yang dihadapi, mampu memanajemen dan menghargai waktu sebaik mungkin untuk hal yang bermanfaat seperti istirahat, olahraga, atau mempelajari hal baru dengan waktu yang terbatas dan skala prioritas yang tepat. Meskipun pada awalnya terasa berat, tapi keyakinan saya dan kemauan saya untuk berkembang, belajar, dan membentuk pribadi saya menjadi lebih dewasa lah yang membuat saya (semoga) menjadi lebih kuat.

Kehidupan sehari-hari di kontraktor tambang sudah diatur sedemikian rupa polanya dan ritme tersebut harus terus dijaga. Setidaknya jam 4 pagi harus sudah bangun dan persiapan mandi serta sholat subuh, kemudian dilanjut sarapan dan menunggu bis jembutan ke pit sekitar jam setengah 6 pagi. Begitupun untuk pulang dari pit ke mess dengan menumpang bis jemputan di pukul 6 sore. Hal positifnya adalah kita tidak mungkin kesiangan sholat subuh, juga akan terbiasa untuk tidak bermalas-malasan. Selain itu para pekerja cukup terfokus pada pekerjaannya, karena makan sehari tiga kali dengan nutrisi yang cukup yang gizinya telah diseimbangkan sedemikian rupa (lauk, sayur, buah, sambal, kerupuk), untuk laundry pun sudah ada yang mengurusi sehingga tidak usah cape-cape meluangkan waktu untuk cuci pakaian.

Selain itu, dengan bekerja di kontraktor tambang, selalu ada peluang untuk ditugaskan ke tempat-tempat yang baru entah itu setahun atau dua tahun kemudian. Tentu saja itu akan memuaskan jiwa muda saya yang haus akan pengalaman pergi ke tempat-tempat baru apalagi lokasinya antar provinsi atau bahkan antar pulau (bisa untuk bahan cerita ke anak cucu nanti), apalagi tinggal bawa badan, karena transportasi dan akomodasi sudah ditanggung perusahaan. Meskipun perlu usaha untuk beradaptasi lagi dengan tempat baru, tetapi dengan begitu pengalaman dan kemampuan adaptasi saya pun tentunya akan bertambah seiring berjalannya waktu dan hal itu pasti bermanfaat.

Jika kita mau punya pekerjaan yang bisa tiap weekend nongkrong di mall, nonton bioskop, santai-santai bangun kesiangan, jangan mau kerja di tambang, tapi kalau kita rela mengorbankan waktu foya-foya dan santai-santai, haus akan tantangan dan berjiwa petualang, rela jauh dari keluarga, terbiasa dengan susah sinyal, demi mendapatkan pelajaran berharga dan membentuk pribadi yang lebih disiplin, tahan banting, dan adaptif, maka sektor industri pertambangan adalah tempat yang tepat. Apalagi kalau kita masih muda dan jomblo, alias belum ada tanggungan keluarga.

Kutai Kartanegara
Juli 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman dan Tips Seleksi Rekrutmen HMDP Harmoni Panca Utama (HPU)

Bersabarlah Sedikit Lagi, Tujuanmu Akan Tercapai

Cara Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba di BNN, paling murah gan !!!